Selasa, 30 Desember 2008

Putusan MK penetapan anggota legislatif berdasarkan suara terbanyak

CALEG YANG TIDAK MERAKYAT SIAP-SIAP MENANGGUNG MALU.

Menurut UU no.10 tahun 2008 pasal 214 secara mutlak mengatur bahwa caleg yang akan menjadi anggota DPR atau DPRD adalah berdasarkan nomor urut caleg sehingga yang paling besar peluangnya adalah caleg yang memperoleh suara minimal 30 % BPP dengan nomor urut kecil sebab kalau ada lebih banyak orang yang memperoleh suara minimal 30 % BPP dari jumlah kursi yang tersedia bagi partai maka yang memperolehnya adalah orang yang nomor urutnya kecil terlebih lagi jika tak ada satupun caleg yang memperoleh suara minimal 30 % BPP maka otomatis yang terpilih menjadi anggota dewan dimulai dari urutan nomor 1 dst..dan yang berwenang menetapkan anggota dewan adalah KPU dan bukan partai. Yang terajdi adalah lunturnya demokrasi dan permainan politik untuk memperebutkan kursi di DPR sehingga yang akan duduk di kursi DPR adalah perpanjangan tangan dari partai politik itu bukan pilihan rakyat. Dampak yang akan di akibatkan yaitu birokrasi tidak akan berjalan lancer karena permainan politik yang begitu kental dan hanya menghasilkan suatu keputusan yang menguntungkan beberapa pihak saja bukan rakyat. Jika sistem no urut caleg di berlakukan maka caleg yang mendapat nomer besar hanya akan menjadi sukarelawan caleg yang mendapat no. kecil. Akibat yang timbul adalah akan semakin besar timbul golongan putih yang berasal dari simpatisan caleg yang tidakpuas mendapat no urut yang besar, dan pastinya akan menimbulkan permasalahan yang besar pada pemerintahan Negara kita. Kebaikan di berlakukan system no urut yaitu, partai dapat menyeleksi caleg yang hanya mempunyai kompetisasi dan mampu untuk duduk di kusi legislative sehingga tidak ada istilah “yang kuat pastilah menang” dan mampu melahirkan seorang wakil rakyat yang kompetibel dan mampu mempertanggung jawabkan kursinya. JIka no urut caleg tidak di berlakukan maka dampak positif yang dapat di ambil adalah setiap caleg di mungkinkan untuk mendapat kursi di DPR/DPRD/DPD dan demokrasi sudah berjalan sesuai dengan ideology bangsa kita, juga akan mengurangi angka golput pada pemilu karena setiap caleg pasti ingin menang dan menarik simpati rakyat untuk memilihnya, itupun dapat dikatakan membantu pemerintahan sehingga yang duduk di kursi legislative tersebut murni pilihan rakyat bukan permainan partai politik.Kelemahanya pada pemilu legislative dapat digunakan sebagai ajang mencari pekerjaan, sehingga orang berbondong bondong mendaftarkan dirinya menjadi caleg.Ironisnya akan banyak sekali baliho baliho para caleg untuk mengakampanyekan dirinya sehingga memunculkan suatu perpecahan daerah antar simpatisan. Kesimpulanya selama politik di Negara ini masih mementingkan kepentingan kelompok bukan rakyat birokrasi pemerintahan akan terus bermasalah, dan di cap buruk oleh rakyat, sehingga diperlukan benar-benar orang yang kompetitif dan dipercaya oleh rakyat untuk memperbaiki system pemerintahan di Negara kita ini, bukan seorang pemimpin yang hanya bisa berjanji dan bersumpah namun ketika bertugas berlaku layaknya anak sekolahan.

Senin, 01 Desember 2008

Indonesia menangis

remaja jaman sekarang sudah rada edan....gmana nggak di mana mana gaya pacaran anak jaman sekarang itu aneh gak kenal tempat dan situasi asal tertutup sedikit pasti ngloyor saling pegang ciuman...sudah agak pesimis jika berharap bahwa kedepannya indonesia akan membawa image positif sebagai negara yang akan maju....tak ada lagi orang yang punya visi misi yang akurat..hanya omdo dan omdo..tak da lagi semangat juang mereka untuk mempertahankan indonesia yang sejatinya adalah tanah air mereka sendiri.tapi ada sedikit kebanggaan tersendiri dalam benak mereka yang terpenting mereka dapat memiliki sesuatu yang berteknologi daripada menemukan sesuatu itu...tak habis pikir anak amna sekarang ciuman di tempat umum bahkan karna takut di grebeg ada yang memilih warnet sebagai ajang prostistusi...ahhh kita hanya bisa berdoa mudah mudahan rakyat indonesia dapat menemukan kulitnya kembali dan menjadi bangsa yang jaya di dunia ini

Selasa, 25 November 2008

di mana kontribusi rakyat bali??

BALI YANG TERSOHOR ITU KINI TENGGELAM

Bali yang terkenal sampai di segala pelosok dunia itu kini hampir mendekati masa kehancuranya. Rakyat bali yang dulunya dikenal dengan keramahannya kini menjadi penduduk individual yang tak memperhatikan sekitarnya. Terlepas dari rakyat pedalaman yang masih mementingkan kesakralan desanya justru rakyat kota itu sudah membaur dengan para pendatang dan budaya asing. Menurut data yang di keluarkan oleh salah satu sumber, jumlah pendatang yang ada di wilayah perkotaan hampir mendekati jumlah masyarakat asli bali baik yang sudah lama menetap di bali maupun yang baru pindah ke bali. Bagaimana tidak rakyat bali yang hampir 70 % adalah masyarakat yang konsumtif menjadi lahan bagi para pendatang untuk meraup keuntungan.
Bali dulunya di kenal dengan negeri 1000 pura kini yang terlihat bukan pura yang ada melainkan tempat peribadatan lain yang di bangun di sepanjang jalan dan di setiap komplek rumah. Lalu para wakil bali yang berkompetisi di even even televisi seperti baru baru ini malah yang bukan rakyat bali. Sangat di sayangkan sekali bali yang turut membesarkan nama indonesia itu kini dan untuk pertama kalinya di angkat menjadi menteri dalam kabinet yang diusung oleh pak SBY. Di mana putra putra bali lainya?? apakah bali akan selalu dan selalu diam seperti ini? apakah bali hanya bisa jago kandang? tanah-tanah warisan banyak yang dijual dan di beli investor asing lalu berkembang menjadi residen dengan omset mencapai meliaran rupiah setiap bulanya. pintar sekali rakyat bali, menjual tanah dengan niat menguntungkan diri sendiri malah menguntungkan pembelinya berpuluh-puluh kali lipat.
Mari rakyat bali bangkitlah..lahirkanlah generasi emas kita untuk memajukan nama bali lebih baik lagi...